MENGENALKAN SAINS SEDERHANA UDARA MENEMPATI RUANG PADA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA BALON
2/26/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang
telah mengaruniakan segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang
lain selama penyusunan Karya Inovatif ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya Ilmiah ini, penulis mencoba mengangkat sebuah judul ”
MENGENALKAN SAINS SEDERHANA UDARA MENEMPATI RUANG
PADA ANAK USIA
DINI MELALUI MEDIA BALON
Makalah Karya Ilmiah ini disusun,
berakar dari informasi-informasi yang kami rangkum dari berbagai sudut pandang
buku ilmu pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs
internet. Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini,
karena kami menyusun dengan sederhana.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pemikiran, bimbingan
yang berguna dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Seperti pepatah mengatakan, tiada
gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah ini tak luput dari
kekurangan. Saran dan kritik untuk perbaikan karya ilmiah ini, kami harapkan untuk
karya ilmiah di waktu yang akan datang.
Banjarnegara,
24 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.......................................................................... 1
B.
Ruang
Lingkup.......................................................................... 3
C.
Tujuan........................................................................................ 3
D.
Manfaat
.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sains........................................................................ 4
B.
Langkah-langkah
Pelaksanaan.................................................. 8
BAB III ANALISIS HASIL
A.
Deskripsi
Hasil Pembelajaran.................................................... 11
B.
Analisis
Hasil Pembelajaran ..................................................... 11
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................... 12
B.
Saran
......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13
LAMPIRAN ............................................................................................. 14
MENGENALKAN
SAINS SEDERHANA UDARA
MENEMPATI RUANG
PADA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA BALON
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak
usia dini merupakan masa dimana anak selalu mencari informasi mengenai apapun
yang ingin diketahui. Pada masa ini anak dikenal dengan memiliki sifat rasa
ingin tahu yang tinggi pada segala hal. Tentunya masa ini harus dioptimalkan
dengan baik oleh guru dan orangtua agar anak menjadi pribadi yang cerdas dimasa
mendatang.
Pendidikan
anak usia dini tidak hanya pembelajaran matematika, bahasa keterampilan,
gambar, dan lain-lain yang diberikan melainkan juga pembelajaran sains, yang
mana sains itu sendiri adalah proses pengamatan, berfikir, dan merefleksikan
aksi dan kejadian/peristiwa. Sedangkan sains bagi anak usia dini adalah suatu
ilmu yang disusun secara sistematis yang terdiri dari konsep-konsep sains yang
berhubungan dengan fenomena-fenomena alam yang ada disekitar anak atau dekat
dengan anak, seperti tenggelam, mengapung, pelangi, matahari, bulan, banjir,
macam-macan rasa, perubahan warna suatu zat, udara dan lain-lain.
Pengenalan sains untuk
anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Untuk anak
prasekolah keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana
sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap
berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya.
Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda
tersebut. Sains
juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala
benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau,
merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak
semakin memahami apa yang dipelajari. Melalui proses sains, anak dapat
melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan
sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.
Berdasarkan
Permendiknas Nomor. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikann Anak Usia Dini,
pembelajaran sains bagi Anak Usia Dini dimulai pada tingkat pencapaian
perkembangan anak Usia 3-4 tahun dan dapat dikembangkan secara maksimal pada
usia 5-6 tahun. Permainan sains untuk anak usia dini difokuskan pada
pembelajaran mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam. Permainan
sains diharapkan dapat (1) Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, (2) Membantu menumbuhkan minat
pada anak usia dini untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian
sekitarnya, (3) Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk
menjelaskan gejala-gejala akan alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan.
Pembelajaran
di Taman Kanak-kanak atau yang sederajat biasanya mengenalkan udara yang
merupakan salah satu sub pokok pembahasan dalam tema air, udara, api. Namun
pemahaman anak terhadap tema tersebut masih terbatas khususnya tema udara
dikarenakan cara berpikirnya masih bersifat pada hal-hal yang konkrit atau
nyata. Pada tema udara anak perlu mengetahui sifat udara yang tentunya materi
yang akan disampaikan sulit dipahami anak. Oleh karena itu dibutuhkan media
yang mampu memberikan penjelasan tentang sifat udara.
Dari uraian di atas mucul permasalahan yang perlu
dicari penyelesaiannya, yaitu sains yang bagaimana yang bisa
diajarkan kepada anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran mengenal sifat
udara. Oleh karena itu penulis membuat sains sederhana yaitu melalui percobaan
dengan menggunakan ”Balon”
Percobaan “Balon” ini disajikan
dalam kegiatan yang efektif, menyenangkan, menarik dan bermakna bagi Anak Usia
Dini. Karena penyajian yang menarik perhatian anak maka diharapkan Anak Usia Dini dengan mudah memahami konsep
sains sederhana tentang sifat udara.
B.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
dalam laporan penelitian ini adalah membuat
karya inovatif yang digunakan dalam proses
pembelajaran berupa Balon untuk mengenalkan sifat udara.
C.
Tujuan
1. Pengembangan pembelajaran sains sederhana di PAUD/TK
2. Memberikan informasi bahwa udara memiliki
sifat-sifat tertentu.
3. Membantu
guru dalam
memperkenalkan konsep sains sederhana pada Anak Usia Dini
D.
Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk :
1. Menambah wawasan
2. Memberikan informasi tentang sains
pada anak dan guru
3. Mengenalakan sains pada anak usia
dini sejak dini
4. Menambah pengetahuan guru tentang
sains di TK/RA
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Pengertian
Sains
Kata sains berasal dari bahasa Latin scienta yang berarti “pengetahuan” atau
“mengetahui”. Dari kata ini terbentuk kata science
(Inggris). Sains dalam pengertian sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari fenomena alam sehingga rahasia yang dikandungnya dapat diungkap dan
dipahami. Dalam usaha mengungkap rahasia alam tersebut, sains melakukannya
dengan menggunakan metode ilmiah.
Sains secara umum dapat diartikan ilmu
yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya,
berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (misalnya : fisika, kimia,
biologi). Sains juga diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mengkaji
sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara sistematik dan serasi dengan
hokum-hukum umum dilandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan suatu proses
untuk mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan
memahami hakikat makhluk.
Mulyadi Kartanegara
beranggapan bahwa ilmu pengetahuan secara bahasa adalah science berarti "keadaan atau fakta mengetahui dan sering
diambil dalam arti pengetahuan (knowledge)
yang kontras terhadap intuisi dan kepercayaan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud
dengan sains (science) adalah ilmu
pengetahuan ilmiah atau pengetahuan yang bersifat ilmu, secara ilmu
pengetahuan, memenuhi syarat ilmu pengetahuan (KBBI).
Sains memiliki ciri-ciri tertentu.
Beberapa ciri sains tersebut
adalah sebagai berikut: 1) Objek
kajiannya sains berupa benda-benda konkret; 2) Sains mengembangkan pengalaman-pengalaman empiris; 3) Sains menggunakan langkah-langkah sistematis;
4) Hasil/produk sains bersifat objektif; 5) Sains menggunakan cara berpikir
logis; 6) Hukum-hukum yang dihasilkan sains bersifat universal
2. Pengertian Udara dan
Sifatnya
Udara dapat didefinisikan campuran
berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang diatas
permukaan bumi. Apabila dipanaskan,udara akan memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi tekanan udara turun
karena udaranya berkurang.Udara dingin mengalir ketempat udara
yang bertekanan udarah rendah lalu akan menyusut menjadi lebih berat dan
turun ke tanah, diatas tanah udara menjadi panas dan naik
kembali. Aliran naiknya udara panas dan tutunnya udara
dingin ini dinamakan “konveksi”. Manusia serta makhluk hidup lainnya
memerlukan udara untuk bernafas, walaupun memiliki perbedaan cara penggunaan
organ penafasannya (paru-paru, insang, kulit, da trakea)
Udara
merupakan komponen lingkungan yang tidak bisa dilihat dan hanya bisa dirasakan
keberadaannya. Namun karena udara juga termasuk salah satu materi (benda yang
memiliki massa dan memerlukan ruangan) maka ketika kita akan mengkontruksi
konsep tentang udara dan sifat-sifatnya memerlukan alat bantu.
Beberapa sifat udara antara lain:
1.
Udara berbentuk gas
2.
Udara menempati ruang
3.
Udara memiliki massa (berat).
4.
Udara mempunyai tekanan
5.
Udara memuai jika dipanaskan
6.
Udara menyusut jika didinginkan
7.
Udara berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah.
8.
Ada di mana-mana, tidak dapat dilihat tetapi dapat
dirasakan.
9.
Bentuk, volum, dan berat jenisnya selalu berubah.
10. Memberikan tekanan.
11. Mengembang bila dipanaskan dan
menyusut bila didinginkan.
12. Udara panas mempunyai tekanan yang
lebih rendah dari pada udara dingin.
13. Udara yang bergerak memiliki tekanan
yang lebih rendah dari pada udara diam.
3. Pentingnya Pembelajaran
Sains pada Anak Usia Dini
Masa usia dini adalah masa yang tepat
untuk penanaman pembelajaran yang berkesan, karena anak bersifat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini diharapkan
pengalaman yang mereka terima akan benar-benar mereka bawa sampai dewasa nanti.
Pembelajaran sains yang menyeluruh tentang alam ini menyebabkan sains
seharusnya dapat diberikan sejak seseorang berusia dini (Nugraha, 2005: 7).
Produk sains meliputi fakta, konsep,
teori, prinsip dan hukum. Untuk anak prasekolah fakta dan konsep sederhana
dapat dipelajari melalui kegiatan bermain.
Benda-benda yang
digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit
(nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep
abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan fasilitas lainnya
yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut. Anak usia
4-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara
langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Anak tidak dapat
menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung. Jika anak
melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab
akibat yang terjadi. Sains kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan
sebab akibat. Dalam hal ini difokuskan hanya tentang sifat udara, yaitu udara
menempati ruang dan
udara memberikan tekanan.
Dalam
pembelajaran sains ini, anak juga berlatih menggunakan alat untuk melakukan
percobaan. Dengan demikian kemampuan intelektual anak berkembang.
Dari uraian di atas dapat ditarik
pengertian bahwa sains membiasakan anak-anak mengikuti tahap-tahap eksperimen
dan sains dapat melatih mental positif, berpikir logis, dan urut (sistematis).
Di samping itu, dapat pula melatih anak bersikap cermat, karena anak harus
mengamati, menyusun prediksi, dan mengambil keputusan.
4. Keunggulan
dan Kelemahan Pembelajaran Sains menggunakan Kompor Udara
Meskipun dalam
penggunaan kompor udara sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu
kegiatan pembelajaran mengenal sifat udara, namun secara umum terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan kompor udara
yaitu:
1 Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka) karena pada dasarnya anak usia dini
masih berfikir yang konkrit
2 Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera
3 Konsep yang terlalu
luas (sifat udara) dapat di visualkan dalam bentuk eksperimen yang dapat
langsung dilihat hasilnya
4 Dengan menggunakan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat
diatasi.
5 Kompor udara dengan
bentuk yang sederhana dan tanpa bahan kimia dalam eksperimen, aman untuk
kegiatan anak
6 Menimbulkan kegairahan
belajar
dan memungkinkan interaksi yang lebih langsung
antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
Ada beberapa
kelemahan sehubungan dalam penggunaan kompor udara, yaitu:
1 Penggunaan kompor udara dalam
pembelajaran memakan waktu yang banyak
2 Ukuran yang terbatas maka akan
memnyulitkan kegiatan pembelajaran dalam kelompok besar.
3 Kegiatan menggunakan kompor udara
untuk mengenal sifat udara ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika
kurang salah satu padanya, eksperimen akan gagal.
B. Langkah-langkah
Pelaksanaan
1.
Rancangan
Alat
Sebelum membuat peraga kompor udara, guru mengumpulkan
terlebih dahulu sumber-sumber yang diperlukan, diantaranya:
a.
Silabus,
yaitu rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
b.
Rencana
Kegiatan Harian (RKH),
yaitu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus.
c.
Indkator,
indikator yang ingin dikembangkan dalam
kegiatan
2. Bahan dan Alat
Penggunaan alat dan bahan kompor udara
sangatlah sederhana. Kompor udara
dibuat dari bahan-bahan yang mudah dicari dan ada di lingkungan kehidupan anak,
yaitu:
a. Kardus bekas/Styrofoam
b. Kertas warna
c. Lem
d. Cat
Asturo
e. Balon
f. Torong
g. Gunting
h. Air
Dingin
3. Cara Pembuatan
Cara
membuat kompor udara sangat sederhana, langkah-langkah pembuatannya adalah
sebagai berikut:
a. Kardus/styrofoam dipotong
b. Kardus/
styrofoam dipotong dan bentuklah seperti kompor
c. Kemudian
tempel kardus/ styrofoam yang sudah membentuk kompor dengan kertas manila warna/cat
asturo agar menggambarkan kompor yang sebenarnya
d. Siapkan
balon
e. Siapkan
torong
f. Siapkan
air dingin
4.
Cara
Penggunaan
Cara menggunakan kompor udara
dalam kegiatan pembelajaran tema air, udara api pada sub pembahasan udara,
langkah-langkanya antara lain:
a. Tiup balon dengan ukuran sedang/sesuai dengan tujuan
percobaan
b. Masukan ke dalam kompor
c. Setelah balon masuk dalam kompor, lalu masukkan torong ke mulut balon, dengan posisi
ujung balon masih tertutup agar udara didalam balon tidak keluar.
d. Lalu siapkan air dingin, masukan kedalam torong
e. Setelah semuanya siap lepaskan ujung balon sehingga udara
dalam balon keluar dan menekan permukaan air sehingga air terlihat seperti
mendidih.
5.
Hasil yang diperoleh dari Percobaan Kompor Udara
Dari pecobaan yang dilakukan maka jika balon berukuran kecil maka tekanan udara ke permukaan
air akan lemah, gelembung
air yang berada di torong sedikit juga tidak bertahan lama, tapi jika balon ditiup dengan
ukuran yang lebih besar maka gelembung yang dihasilkan akan lebih kuat dan
lama. Air
yang terlihat mendidih merupakan bukti bahwa udara menekan dan menempati ruang.
BAB III
ANALISIS
HASIL
A. Deskripsi Hasil
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran sains
sederhana mengenal sifat udara menggunakan percobaan kompor udara hasilnya adalah:
1. Suasana kelas menjadi lebih hidup, anak menjadi
aktif, pengetahuan siswa terhadap konsep sains menjadi meningkat, pembelajaran
menjadi bervariatif, materi yang
disajikan lebih mudah diserap anak.
2. Mampu meningkatkan kecerdasan dan pemahaman anak tentang sifat udara
dengan demikian kematangan perkembangan anak menjadi lebih baik dalam mengenal
konsep sains sederhana.
B. Analisis
hasil pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, penulis
melihat kebanyakan dari guru banyak yang belum menggunakan media atau
menggunakan alat peraga yang kurang menarik, guru masih banyak menggunakan
metode ceramah yang menyebabkan anak menjadi cepat bosan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa
usia dini adalah masa yang tepat
untuk penanaman pembelajaran yang berkesan, karena anak bersifat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini diharapkan
pengalaman yang mereka terima akan benar-benar mereka bawa sampai dewasa nanti.
Produk sains meliputi fakta, konsep,
teori, prinsip dan hukum. Untuk anak prasekolah fakta dan konsep sederhana
dapat dipelajari melalui kegiatan bermain. Benda-benda yang digunakan bermain
dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit (nyata).
Anak
usia 4-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat
secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Jika anak
melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab
akibat yang terjadi. Dalam hal ini tentang sifat udara, yaitu udara menempati
ruang dan
udara memberikan tekanan.
Oleh karena itu dibutuhkan media
yang mampu memberikan penjelasan tentang sifat udara. Dengan percobaan kompor udara
ini anak lebih termotivasi dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sains. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan
akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis. Di
samping itu, dapat pula melatih anak bersikap cermat, karena anak harus
mengamati dan mengambil keputusan.
B. Saran
Untuk meningkatkan keberhasilan
pembelajaran sains mengenal sifat udara di Taman Kanak-kanak atau di Raudhatul
Athfal guru dapat menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan media kompor
udara sehingga anak menjadi antusias dan tertarik dalam pembelajaran sains
serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Permendiknas Nomor. 58 Tahun 2009
Tentang Standar Pendidikann Anak Usia Dini
http://brainly.co.id/tugas/269957
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-sains-apa-itu-sains.html#_
http://www.fipumj.net/artikela87ff679a2f3e71d9181a67b7542122c-MASALAH-BELAJAR-DAN-PEMBELAJARAN-ANAK-USIA-DINI-.html. (online). Diakses pada 04
Maret 2015. Nugraha, Ali. (2005).
0 komentar